Tunggu ...

Iket Praktis IK10

Totopong
Iket Praktis IK10
Tampak Belakang
(Pre-Order)

Totopong
Iket Praktis IK10
Tampak Samping
(Pre-Order)

Totopong
Iket Praktis IK10
Tampak Depan
(Pre-Order)


Keterangan:
  1. Model: Totopong Tambak Baya (Totamba)
  2. Jenis: Iket Praktis
  3. Kode Produk: IK10
  4. Motif: Polos (Tanpa Motif)
  5. Warna : Putih Polos
  6. Ukuran: Sama dengan ukuran peci/ kopeah
  7. Harga:
    Iket Full Kain (Tanpa Spon): Rp150.000,- Rp120.000,-/ Pcs
    Iket Non Full Kain (Dengan Spon): Rp60.000,-/ Pcs
  8. Jika tidak ada stok, lama pembuatan kurang lebih tiga hari.
OPINI DAN BERITA KASUNDAAN
Berkreasi Via Distro Sunda
Oleh Kang Pree

Sahabat tentu tahu film animasi kartun Ipin dan Upin yang mengangkat seni budaya Malaysia. Popularitas film kartun tersebut meningkat pesat di Indonesia karena di tayangkan di salah satu stasiun televisi Indonesia sebagai film kartun edukasi. Film Upin dan Ipin adalah salah film kartun yang digemari anak-anak disamping film Doraemon, Spongebob Squarepant, dan Masha and The Bear.

Ironis memang, film karya negara lain yang terkenal di mata anak-anak penerus bangsa yang justru kontennya penuh dengan edukasi dan contoh-contoh positif yang patut ditiru anak-anak seperti cara keharusan beribadah, sopan-santun terhadap guru dan orang tua, menghargai teman, keharusan menuntut ilmu, dan lain-lain. Di antara sahabat mungkin ada yang belum tahu bahwa di balik tokoh Upin dan Ipin tersebut ternyata banyak seniman dan animator asal Indonesia, Marsha Chikita misalnya.

Itu hanya satu contoh kecil bahwa seniman Indonesia juga "jago-jago". Yang menjadi pertanyaan besar adalah "Kenapa banyak ilmuwan, seniman, dan budayawan Indonesia yang justru berkarya di luar negeri? Kenapa tidak berkarya untuk melestarikan budaya bangsa yang dapat mengharumkan nama Indonesia di mata dunia?

Kita tentu tidak bisa menyalahkan mereka, sebaliknya justru kita harus memakluminya karena sudah pasti mereka mempunyai alasan logis melakukan hal ini. Namun demikian bagi sahabat seniman yang belum berkesempatan berkarya di luar sana, kenapa tidak berkarya di rumah sendiri, via Distro Sunda misalnya, jika sahabat adalah orang Sunda asli atau setidaknya menyukai seni budaya Tatar Sunda.

Sahabat bisa memperhatikan dengan seksama motif-motif kaos distro yang beraneka ragam. Sahabat bisa mencoba berkreasi dengan membuat sendiri motif-motif tersebut seperti yang sudah dilakukan Ki Dadang salah seorang pendiri Komunitas Iket Sunda (KIS). Beliau selalu menuangkan karya-karyanya melalui produk kasundaan. Hampir setiap motif dan corak yang beliau buat bernuansa Sunda seperti motif batik Sunda, kujang (senjata khas Sunda), huruf kaligrafi Sunda, dan sebagainya.

Masih banyak orang yang belum mengenal batik-batik Sunda bahkan termasuk orang Sunda sendiri. Sebut saja batik Tasik, batik Ciamis, batik Garut, batik Bogor, dan batik Cianjur yang popularitasnya tidak begitu kuat dibanding motif-motif modern. Kenapa tidak kita coba untuk menerapkan desain motif batik tersebut via Distro Sunda?

Dari kebudayaan Sunda saja masih banyak karya seni yang belum muncul ke permukaan. Itu baru Sunda, belum dari Jawa, Bali, Sumatera, dan dari daerah-daerah lain di Indonesia yang kaya akan seni daerah.

Tentu saja tidak terbatas pada Distro Sunda, sahabat bisa berkreasi melalui wadah kesenian yang cocok di daerah masing-masing misalnya seni musik tradisional, seni lukis daerah, seni ukir, dan lain-lain sesuai dengan kultur dan budaya di daerah tempat tinggal sahabat. Dengan mengankat seni budaya daerah, sudah dipastikan dapat mengangkan kebudayaan nasional secara global. Inilah sebenarnya awal mula dikenalnya kebudayaan Indonesia di dunia.

Kategori:
 

About Us | Disclaimer | TOS and Privacy | Info | FAQs
© 2016 Zulzol Distro - Powered by Blogger
Kabupaten Bandung - Jawa Barat